Jumat, 15 Juli 2011

Apa Itu NIshfu Assa'ban ???


بسم الله الرّحمن الرّحيم
حم (۱) والكتاب المبين (۲) اناّانزلنه في ليلةمّباركة انّاكنّامنذرين (۳)ه

Haa Miim(1) Demi kitab Al Qur`an yang jelas(2) Sesungguhnya kami menurunkannya pada malam yang diberkahi, sesungguhnya kamilah yang memberi peringatan(3)
Ad Dhuhaan 1-3.
Dalam Tafsir Munir “Imam Muhammad Nawawi Al Bantani” menerangkan:

قال عكرمة وطائفة اخرى انّها ليلة البرائة وهي ليلة النّصف من شعبان

Berkata Ikramah dan segolongn Mufasir yang lain menjelaskan bahwa malam yang barokah adalah Lailatul Baraah yaitu malam 15 Sya`ban.

وقيل بيداء فى استنساخ ذالك من الّلوح المحفوظ فى ليلةالبرائة ويقع الفراغ فى ليلةالقدرفتدفع نسخةالارزاق الى مكائيل ونسخةالحروب الى جبريل وكذالك الزّلازل والصّواعق والخسف ونسخةالاعمال الى اسرافيل صاحب سماءالدّنيا ونسخةالمصائب الى ملك الموت

Dikatakan bahwa permulaan penyalinan Al Qur`an dari Lauhilmahfud ke Baitul `Izzah dilangit dunia adalah Lailatul Baraah dan berakhir pada Lailatul Qadar. Maka diserahkanlah salinan Rizqi pada Malaikat Mikail, salinan tentang peperangan, kegoncangan, petir dan penghancuran kepada Malaikat Jibril. Salinan tentang amal perbuatan kepada Malaikat Isrofil dan salinan tentang musibah- musibah kepada Malaikat Izroil.
انّنما سمّيت براءة لانّ الله تعالى يعطا في هذه الليلة, فى اعدائه والاشقياءبرائةمنّ الحنّةكما قال الله تعالى برائةمّن الله ورسوله ويعطى الاصفياءوالاتقياء برائةمن النّار
Malam Nisfu Sya`ban disebut malam Lailatul Braah, karena malam tersebut semua musuh Allah SWT dan kaum yang celaka dilepaskan dari Surga sebagaimana Firman Allah SWT dalam Surah At Taubah ayat 1: Allah dan Rasulnya berlepas diri dari orang-orang musyrik. Dan pada malam itu diputuskan juga kaum Muttaqin terlepas dari api Neraka dan menjadi penghuni surga abadi.

Malam Nisfu Sya`ban menjadi mulia karena menjadi awal segala urusan Ilahiah tentang tatanan kemahlukan yang termaktub dalam kitab suci Al Qur`an. Didalam kitab “Durratun Nasihiin” oleh Syeh Utsman bin Syakur Al Khubbawi diterangkan bahwa: Rasulullah SAW yang sangat cinta kepada umatnya, beliau SAW tidak pernah rela jikalau seorang saja dari umatnya masuk Neraka. Beliau SAW manjadikan bulan Sya`ban sebagai bulan Munajat untuk keselamatan dan kebahagiaan umat islam dengan memperbanyak puasa.
Dalam kitab “Nuzhatulmajalis Wamuntakhobatul Anfas” oleh Syeh Abdurrahman bin Abdussalam Ashofuriy dijelaskan bahwa Rasulullah SAW bersabda:

الشّعبان جنّة فمن ارادان يلقانى فليصمه ولو ثلاثة ايّام

Bulan Sya`ban adalah benteng, maka barang siapa ingin bertemu denganku hendaklah dia berpuasa didalamnya walapun hanya tiga hari.
Pada malam Nisfu Sya`ban ada 300 pintu kerohmatan dibuka dan para Malaikat bersujud dan berdo`a untuk keselamatan umat Nabi Muhammad SAW. Disetiap pintu langit, mulai dari pintu langit Pertama, para Malaikat berseru “Berbahagialah meraka yang sedang ruku` pada malam ini”, dipintu kedua para Malaikat berseru “berbahagialah orang-orang yang sedang bersujud”, dipintu ke tiga berseru” berbahagialah orang-orang yang sedang berdizkir” dipintu ke empat berseru” berbahagialah orang-orang yang sedang berdo`a”, dipintu ke lima berseru” berbahagialah orang-orang yang sedang menangis”, dipintu ke enam berseru” berbahagialah orang-orang yang sedang beramal kebajikan”, dan dipintu ke tujuh berseru” berbahagialah orang-orang yang sedang membaca Al Qur`anulKarim”.
Rasulullah SAW suatu saat pada malam Nisfu Sya`ban pergi dari tempat tidurnya, dan istri beliau Sayidah `aisyah, bersama putri beliau tercinta Sayidah Fatimah Azzahra bersama suaminya Sayidina Ali bin Abi Thalib, melihat Rasul SAW sedang tenggelam dalam sujud, menangis penuh kesedihan yang amat sangat, Sayidah Fatimah Azzahra mendekati beliau, dengan penuh kelembutan dan kecintaan kepada beliau SAW Sayidah Fatimah bertanya pelan:

ياابى؟ماذااصابك اعدوّوحضراموحي نزل

Wahai Ayahanda? apakah yang sedang menimpa, apakah kedatangan musuh atau Wahyu Allah SWT yang turun.
Rasulullah SAW yang sedang tenggelam dikedalaman mujahadah dan kedekatan kepada Rabbul`Izzah terdengar membaca Surah Al-Maidah ayat 118:

ان تعذّبهم فانّهم عبادك,وان تغفرلهم فانّك انت العزيزالحكيم

Jika Engkau menyiksa mereka, maka sesungguhnya mereka itu hamba-hamba-Mu dan jika Engkau ampuni mereka, sesungguhnya Engkau Maha Mulia lagi Maha Bijaksana.
Kemudian Rasulullah SAW bangun dan berkata:

يافاطمةماحضرالعدوّوماانزل الوحي ولكن هذهاللّيلةاكون ساجداواطلب من ربّىواشفع

Wahai Fatimah, tiadalah musuh yang datang atau wahyu yang turun, melainkan aku bersujud dan mencari kerohmatan dari Tuhanku dan aku bisa memberi syafa`at kepada umatku.
Malam Nisfu Sya`ban disebut juga Lailatussyafa`ah, karena Allah SWT berkenan memberikan anugerah kerahmatan kepada umat islam dalam ujud syafa`t Rasulullah SAW kepada seluruh umat beliau SAW.
Dalam kitab”Mukasyafatul Qulub” oleh Imam Al Ghazali disebutkan:

لماروي انّه صلّىالله عليه وسلّم سال الله تعالى ليلة الثّالث عشرالشّفاعة فى امّته فاعطاه الثّالث وساله ليلةالرّبع عشر فاعطاه الثّلثين وساله ليلةالخامس عشرفاعطاه الجميع الاّمن شردعلى الله شردالبعيريعنى من فرّمن الله وتباعدعنه باالاصرارعلى المعصية

Bahwa sesungguhnya pada 13 Sya`ban, Rasulullah SAW bermohon kepada Allah SWT akan Syafa`t bagiumatnya, maka diberikanlah Syafa`at itu sepertiga bagi umatnya, kemudian pada malam 14 Sya`ban, Rasulullah SAW bermohon kembali, maka Allah SWT memberikan untuk dua pertiga bagi umatnya dan akhirnya pada malam 15 Sya`ban Allah SWT memberikan untuk seluruh umat islam kecuali mereka yang lari dan menjauh dari Allah SWT dengan segala rutinitas kemaksiatan.
Berarti menjalankan amal shalih berupa ruku`, sujud, dzikir, do`a ataupun yang lainnya dimalam Nisfu Sya`ban adalah keutamaan yng dianjurkan, bukan bid`ah apalagi sesat. Jangankan dimalam yang penuh kemuliaan, dimana keutamaan-keutamaannya diajarkan oleh Salafunashalihin, dimalam-malam biasa saja umat islam dianjurkan untuk senantiasa Istiqomah dalam ibadah. Umat islam hendaklah kembali pada ajaran Salafunasshalihin dengan keyakinan bahwa merekalah para pembimbing umat. Maka tidaklah mungkin seorang Hujjatul islam Wabarakatul anam Imam Al Ghazali akan menyesatkan umat islam. Justru merekalah yang berkata bahwa Imam Al Ghazali itu sesat berarti merendahkan para ulama salaf,  apakah mereka mengenal siapa Imam Al Ghazali? Dan juga pernah membaca kitab-kitab beliau? Mereka itulah yang harus diwaspadai sebagai provokator dan kelemahan serta penghancur umat islam.

Peristiwa di bulan Sya’ban

1. Pindah Qiblat
Pada bulan Sya’ban, Qiblat berpindah dari Baitul Maqdis, Palistina ke Ka’bah, Mekah al Mukarromah. Demikianlah peristiwa ini terjadi setelah turun ayat,
“Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. Dan di mana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya.” (QS. Al Baqarah; 144)
2. Turun Ayat Sholawat Nabi
Diturunkannya ayat tentang anjuran membaca sholawat kepada baginda Nabi saw, yaitu ayat:
“Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” (QS. Al Ahzab;56)
.
Keutamaan Sya’ban

1. Diangkatnya Amal Manusia
Dari Usamah bin Zaid radhiyallahu ‘anhuma, dia berkata: “Saya berkata: “Ya Rasulullah, saya tidak pernah melihatmu berpuasa dalam suatu bulan dari bulan-bulan yang ada seperti puasamu di bulan Sya’ban.” Maka beliau bersabda: “Itulah bulan yang manusia lalai darinya antara Rajab dan Ramadhan. Dan merupakan bulan yang di dalamnya diangkat amalan-amalan kepada rabbul ‘alamin. Dan saya menyukai amal saya diangkat, sedangkan saya dalam keadaan berpuasa.” (HR. Nasa’i).
2. Disebut Sebagai Bulan Al Quran

Bulan Sya’ban dinamakan juga bulan Al Quran, sebagaimana disebutkan dalam beberapa atsar. Memang membaca Al Quran selalu dianjurkan di setiap saat dan di mana pun tempatnya, namun ada saat-saat tertentu pembacaan Al Quran itu lebih dianjurkan seperti di bulan Ramadhan dan Sya’ban, atau di tempat-tempat khusus seperti Mekah, Roudloh dan lain sebagainya.
Syeh Ibn Rajab al Hambali meriwayatkan dari Anas, “Kaum muslimin ketika memasuki bulan Sya’ban, mereka menekuni pembacaan ayat-ayat Al Quran dan mengeluarkan zakat untuk membantu orang-orang yang lemah dan miskin agar mereka bisa menjalankan ibadah puasa Ramadhan.
.
Amal di Bulan Sya’ban

Rasulullah ditanya oleh seorang sahabat, “Adakah puasa yang paling utama setelah Ramadlan?” Rasulullah Shollallahu alai wasallam menjawab, “Puasa bulan Sya’ban karena berkat keagungan bulan Ramadhan.”
Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata:
“Adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa sampai kami katakan beliau tidak pernah berbuka. Dan beliau berbuka sampai kami katakan beliau tidak pernah berpuasa. Saya tidak pernah melihat Rasulullah menyempurnakan puasa satu bulan penuh kecuali Ramadhan. Dan saya tidak pernah melihat beliau berpuasa lebih banyak dari bulan Sya’ban.” (HR. Bukhari, Muslim dan Abu Dawud).
Sesungguhnya Rasulullah Shollallu alaihi wasallam mengkhususkan bulan Sya’ban dengan puasa itu adalah untuk mengagungkan bulan Ramadhan. Menjalankan puasa bulan Sya’ban itu tak ubahnya seperti menjalankan sholat sunat rawatib sebelum sholat maktubah. Jadi dengan demikian, puasa Sya’ban adalah sebagai media berlatih sebelum menjalankan puasa Ramadhan.
Adapun berpuasa hanya pada separuh kedua bulan Sya’ban itu tidak diperkenankan, kecuali:

1. Menyambungkan puasa separuh kedua bulan Sya’ban dengan separuh pertama.
2. Sudah menjadi kebiasaan.
3. Puasa qodlo.
4. Menjalankan nadzar.
5. Tidak melemahkan semangat puasa bulan Ramadhan.

Wallohu A'lam