Rabu, 27 April 2011

Ku Lamar Kau Dengan HAMDALLAH

Di antara tanda-tanda kekuasaan Allah, ialah diciptakannya pasangan-pasanganmu dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung padanya. Dan Allah menjadikan di antara kalian perasaan tenteram dan kasih sayang. Pada yang demikian ada tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berfikir.
 
Ketika tiba masa usia aqil baligh, maka perasaan ingin memperhatikan dan diperhatikan lawan jenis begitu bergejolak. Banyak perasaan aneh dan bayang-bayang suatu sosok berseliweran tak karuan. Kadang bayang-bayang itu menjauh tapi kadang terasa amat dekat. Kadang seorang pemuda bisa bersikap acuh pada bayang-bayang itu tapi kadang terjebak dan menjadi lumpuh. Perasaan sepi tiba-tiba menyergap ke seluruh ruang hati. Hati terasa sedih dan hidup terasa hampa. Seakan apa yang dilakukannya jadi sia-sia. Hidup tidak bergairah. Ada setitik harapan tapi berjuta titik kekhawatiran justru mendominasi. 

Perasaan semakin tak menentu ketika harapan itu mulai mengarah kepada lawan jenis. Semua yang dilakukannya jadi serba salah. Sampai kapan hal ini berlangsung? Jawabnya ada pada pemuda itu sendiri. Kapan ia akan menghentikan semua ini. Sekarang, hari ini, esok, atau tahun- tahun besok. Semakin panjang upaya penyelesaian dilakukan yang jelas perasaan sakit dan tertekan semakin tak terperikan. Sebaliknya semakin cepat / pendek waktu penyelesaian diupayakan, kebahagiaan & kegairahan hidup segera dirasakan. Hidup menjadi lebih berarti & segala usahanya terasa lebih bermakna.
Penyelesaian apa yang dimaksud? Menikah! Ya menikah adalah alat solusi untuk menghentikan berbagai kehampaan yang terus mendera. Lantas kapan? Bilakah ia bisa dilaksanakan? Segera! Segera di sini jelas berbeda dengan tergesa- gesa. Untuk membedakan antara segera dengan tergesa- gesa, bisa dilihat dari dua cara : 

Pertama, tanda-tanda hati. Orang yang mempunyai niat tulus, kata Imam Ja'far, adalah dia yang hatinya tenang, sebab hati yang tenang terbebas dari pemikiran mengenai hal-hal yang dilarang, berasal dari upaya membuat niat murni untuk Allah dalam segala perkara. Kalau menyegerakan menikah karena niat yang jernih, Insya Allah hati akan merasakan sakinah, yaitu ketenangan jiwa saat menghadapi masalah-masalah yang harus diselesaikan. Kita merasa yakin, meskipun harapan & kekhawatiran meliputi dada. Lain lagi dengan tergesa-gesa. Ketergesaan ditandai oleh perasaan tidak aman & hati yang diliputi kecemasan yang memburu. 

Kedua, tanda-tanda perumpamaan. Ibarat orang bikin bubur kacang hijau, ada beberapa bahan yang diperlukan. Bahan paling pokok adalah gula & kacang hijau. Jika gula & kacang hijau dimasukkan air kemudian direbus, maka akan didapati kacang hijau tidak mengembang. Ini namanya tergesa-gesa. Kalau gula baru dimasukkan setelah kacang hijaunya mekar ini namanya menyegerakan. Tapi kalau lupa, tidak segera memasukkan gula setelah kacang hijaunya mekar cukup lama orang akan kehilangan banyak zat gizi yang penting. 

Dari Abu Hurairah r.a, Rasulullah bersabda : "Tiga orang yang selalu diberi pertolongan Allah adalah seorang mujahid yang selalu memperjuangkan agama Allah, seorang penulis yang selalu memberi penawar & seorang yang menikah untuk menjaga kehormatannya" (HR Thabrani) 

Banyak jalan yang dapat menghantarkan orang kepada peminangan & pernikahan. Banyak sebab yang mendekatkan dua orang yang saling jauh menjadi suami istri yang penuh barakah & diridhai Allah. Ketika niat sudah mantap & tekad sudah bulat, persiapkan hati untuk melangkah ke peminangan. Dianjurkan, memulai lamaran dengan hamdalah & pujian lainnya kepada Allah SWT. Serta Shalawat kepada Rasul-Nya. Abu Hurairah r.a. menceritakan bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda :

 "Setiap perkataan yang tidak dimulai dengan bacaan hamdalah, maka hal itu sedikit barakahnya (terputus keberkahannya)" HR Abu Daud, Ibnu Majah & Imam Ahmad. 

Setelah peminangan disampaikan, biarlah pihak wanita & wanita yang bersangkutan untuk mempertimbangkan. Sebagian memberikan jawaban segera, sebelum kaki bergeser dari tempat berpijaknya, sebab menikah mendekatkan kepada keselamatan akhirat, sedang calon yang datang sudah diketahui akhlaqnya, sebagian memerlukan waktu yang cukup lama untuk bisa memberi kepastian apakah pinangan diterima atau ditolak, karena pernikahan bukan untuk sehari dua hari. 

Apapun, serahkan kepada keluarga wanita untuk memutuskan. Mereka yang lebih tahu keputusan apa yang terbaik bagi anaknya. Anda harus husnudzan pada mereka. Bukankah ketika meminang wanita berarti anda mempercayai wanita yang diharapkan oleh anda beserta keluarganya. 

Keputusan apapun yang mereka berikan, sepanjang didasarkan atas musyawarah yang lurus, akan baik dan Insya Allah memberi akibat yang baik bagi anda. Tidak kecewa orang yang istikharah & tidak merugi orang yang musyawarah. Maka apapun hasil musyawarah, sepanjang dilakukan dengan baik, akan membuahkan kebaikan. Sebuah keputusan tidak bisa disebut buruk atau negatif, jika memang didasarkan kepada musyawarah yang memenuhi syarat, hanya karena tidak memberi kesempatan kepada anda untuk menjadi anggota keluarga mereka. Jika niat anda memang untuk silaturrahim, bukankah masih tersedia banyak peluang untuk menyambung? 

Anda telah meminangnya dengan hamdalah, anda telah dimampukan datang oleh Allah Yang Maha Besar. Dia-lah Yang Maha Lebih Besar. Semuanya kecil. Ada pelajaran yang sangat berharga dari Bilal bin Rabbah tentang meminang. Ketika ia bersama Abu Ruwaihah menghadap kabilah Khaulan, 

Bilal mengemukakan : "Jika pinangan kami anda terima, kami ucapkan Alhamdulillah. Dan kalau anda menolak, maka kami ucapkan Allahu Akbar." 

Maka, kalau pinangan yang anda sampaikan ditolak, agungkan Allah, semoga anda tetap berbaik sangka kepada Allah & juga kepada keluarganya. Sebab bisa jadi, penolakan merupakan jalan pensucian jiwa dari kedzaliman diri sendiri, bisa jadi penolakan merupakan proses untuk mencapai kematangan, kemantapan & kejernihan niat. Sementara ada banyak hal yang dapat mengotori niat. Bisa jadi Allah hendak mengangkat derajat anda, kecuali anda justru malah merendahkan diri sendiri. Tapi hati perlu diperiksa, jangan-jangan perasaan itu muncul karena ujub. 

Kekecewaan, mungkin saja timbul. Barangkali ada perasaan yang perih, barangkali juga ada yang merasa kehilangan rasa percaya diri saat itu. Ini merupakan reaksi psikis yang wajar, kecewa adalah perasaan yang manusiawi, tetapi ia harus diperlakukan dengan cara yang tepat agar ia tidak menggelincirkan ke jurang kenistaan yang sangat gelap. Kecewa memang pahit. Orang sering tidak tahan menanggung rasa kecewa, mereka berusaha membuang jauh-jauh sumber kekecewaan. Sekilas nampak tidak ada masalah, tetapi setiap saat berada dalam kondisi rawan. Perasaan itu mudah bangkit lagi dengan rasa sakit yang lebih perih. Dan yang demikian tidak dikehendaki Islam. Islam menghendaki kekecewaan itu menghilang perlahan-lahan secara wajar. Sehingga kita bisa mengambil jarak dari sumber kekecewaan dengan tidak kehilangan obyektivitas & kejernihan hati, kita menjadi lebih tegar, meskipun proses yang dibutuhkan untuk menghapus kekecewaan lebih lama. 

Kalau anda merasa kecewa, periksalah niat anda. Dibalik yang dianggap baik, mungkin ada niat yang tidak lurus. Periksalah motif-motif yang melintas dalam batin. Selama peminangan hingga saat menunggu jawaban. Kemudian biarkan hati memproses secara wajar sampai menemukan kembali ketenangan secara mantap. 

Tetapi kalau jawaban yang diberikan oleh keluarga wanita sesuai harapan, berbahagialah sejenak. Bersyukurlah. Insya Allah kesendirian yang dialami dengan menanggung rasa sepi sebentar lagi akan menghapus kepenatan selama di luar rumah. Insya Allah sebentar lagi. 

Tunggulah beberapa saat. Setelah tiba masanya, halal bagi anda untuk melakukan apa saja yang menjadi hak anda bersamanya. Akan tiba masanya anda merasakan kehangatan cintanya. Kehangatan cinta wanita yang telah mempercayakan kesetiaannya kepada anda. Setelah tiba masanya, halal bagi anda untuk menemukan pangkuannya ketika anda risau. 

Selama menunggu, ada kesempatan untuk menata hati. Melalui pernikahan Allah memberikan banyak keindahan & kemuliaan. Wanita boleh menawarkan Islam memberikan penghormatan yang suci kepada niat & ikhtiar untuk menikah. Nikah adalah masalah kehormatan agama, bukan sekedar legalisasi penyaluran kebutuhan biologis dengan lawan jenis. Islam memperbolehkan kaum wanita untuk menawarkan dirinya kepada laki-laki yang berbudi luhur, yang ia yakini kehormatan agamanya, dan kejujuran amanahnya menjadi suaminya. Dan Khadijah r.a atas teladan bagi wanita yang bermaksud untuk menawarkan diri. 

Sikap menawarkan diri menunjukkan ketinggian akhlaq & kesungguhan untuk mensucikan diri. Sikap ini lebih dekat kepada ridha Allah & untuk mendapatkan pahala-Nya, Allah pasti mencatatnya sebagai kemuliaan & mujahadah yang suci. Tidak peduli tawarannya diterima atau ditolak, terutama kalau ia tidak mempunyai wali. Insya Allah, jika sikap menawarkan diri dilakukan dengan ketinggian sopan santun, tidak akan menimbulkan akibat kecuali yang maslahat. Seorang laki-laki yang memiliki pengetahuan yang mendalam pasti akan meninggikan penghormatan seperti ini, kecuali laki-laki yang rendah & tidak memiliki kehormatan, kecuali sekedar apa yang disangkanya sebagai kebaikan. 

Imam Bukhari menceritakan cerita dari Anas r.a ada seorang wanita yang datang menawarkan diri kepada Rasulullah SAW dan berkata : "Ya Rasulullah! Apakah baginda membutuhkan daku?" Putri Anas yang hadir & mendengarkan perkataan wanita itu mencela sang wanita yang tidak punya harga diri & rasa malu, "Alangkah sedikitnya rasa malunya, sungguh memalukan, sungguh memalukan." Anas berkata kepada putrinya : "Dia lebih baik darimu, Dia senang kepada Rasulullah SAW lalu dia menawarkan dirinya untuk beliau!" (HR Bukhari)

Selasa, 26 April 2011

Cinta Itu Melihat

Rasa cinta di dalam hati kadang kala membuat kita lupa akan segala hal yang ada dikenyataan kita, kadang pula kita memaknai cinta sebagai hal yang lumrah dan wajar bagi kita. Tetapi pada hakikatnya cinta adalah rahmat dari Allah SWT. dan merupakan salah satu nikmat-Nya yang paling besar bagi diri kita sebagai seorang hamba Allah SWT. oleh karena itu jagalah cinta, jangan sekali-kali engkau nodai cinta yang suci ini wahai Bani Adam. Dan jagalah ia jangan sampai hilang di telan oleh lumpur hidup yang siap menelan kapan saja.

Rasa cinta ada pada hati setiap manusia, hewan, bahkan tumbuhan sekali pun. Seandainya makhluk Allah SWT. selain Bani Adam bisa berbicara mungkin ia akan berkata "Aku mencintaimu", kata cinta ini sungguh sangat fenomenal dan luar biasa efeknya. Dengan kata cinta orang bisa menangis, dengan kata cinta orang bisa bahagia, bahkan karena cinta nyawa pun hilang.

Ketika rasa cinta meresap ke dalam hati yang masuk melalui pori-pori tubuh sehingga buluk kuduk pun berdiri tegak, dikarenakan hebatnya perkataan cinta maka kita pun akan terperana dengan kehebatan kata cinta itu. Itulah fenomena yang terjadi ketike seoarang jatuh cinta.
Orang yang sedang bercinta akan merasakan indahnya dunia ini, sehingga ada jargon "dunia hanya milik berdua", kata-kata ini mungkin bisa dikatakan lucu bagi sebagian orang, karena kata ini mustahil terjadi, tetapi bagi orang yang sedang jatuh cinta maka semuanya bisa terjadi walaupun pada hakikatnya tidak akan terjadi. Hal ini berkaitan langsung dengan jargon "cinta itu buta" kata ini di satu sisi mendukung adanya kata "dunia hanya milik berdua" tapi di sisi yang lain perkataan "cinta itu buta"  sebuah ungkapan yang mengarah negatif, artinya kenapa dia mengatakan dunia milik kita berdua? karena dia buta, tetapi buta di sini dalam tanda kutip yaitu buta karena cinta yang semu.

Lalu cinta apakah yang dapat melihat tetapi dunia milik kita bersama? Jawabannya mahabbah fillah (cinta karena Allah).

Inilah konsep cinta yang sesungguhnya, inilah konsep cinta yang kekal, inilah konsep cinta yang abadi, dan inilah konsep yang akan menolong kita dari kengerian hari kiamat. Karena mahabbah fillah adalah salah satu tanda orang yang mendapatkan naungan pada hari kiamat ketika tidak ada naungan kecuali naungan Allah.

Oleh karena itu, kita mencintai sesuatu apapun baik kekasih, guru, sahabat, teman, orang tua, hewan peliharaan dan lain sebagainya hendaknya dikarenakan Allah SWT, agar cinta kita itu di nilai ibadah. Bukan kah niat itu sangat berpengaruh dalam perbuatan kita apalagi kita sebagai manusia yang di ciptakan oleh Allah SWT. untuk beribadah oleh karena itu agar semuanya ibadah diniatkan kerena Allah SWT. inilah yang di sebut dengan mahabbah fillah (cinta karena Allah)

Jikalau cinta sudah di rasuki oleh kata "karena Allah" maka sungguh nikmat dan begitu syahdunya. Apalagi cinta ini dimaksudkan mencintai makhluk Allah SWT. yang sudah barang tentu fana yang tidak kekal, maka kita pun akan berpisah dengan sesuatu yang kita cintai itu karena ada sebuah perkataan "ada pertemuan dan pasti ada perpisahan", tetapi bagi orang yang sudah di rasuki oleh kata "karena Allah" maka ia tidak akan kecewa dan tidak akan menyesal yang berlarut. Cinta yang dikarenakan Allah SWT. akan memegang prinsip "cintailah kekasihmu jangan berlebihan" karena cinta yang hakiki dan yang sebenarnya adalah cinta kepada penciptanya.

Apalagi di tambah dengan kata-kata "dunia milik bersama" , sungguh indahnya muslim, kita di perintahkan untuk saling menasihati dan saling mengingatkan, karena dunia ini milik kita bersama yang menjadi sarana mengumpulkan bekal yang banyak untuk perjalanan yang jauh, lebih jauh lagi dari pada perjalanan mengelilingi jagat ini dengan kecepatan cahaya. Bersyukurlah wahai Muslim dan Muslimah.

Marilah untuk merubah konsepsi kita dari cinta buta yang milik berdua kepada cinta yang melihat yang milik bersama, karena alangkah indahnya saat hati ini melihat dan mengajak bersama-sama untuk menuju surga-Nya Allah SWT. yang kekal dan Abadi.

Ketika Cinta Mengalahkan Aqidah

Kesepian memang kadang menyakitkan, menoreh setiap senyum dan tawa, serta menciptakan riak anak sungai di sudut mata. Pedih dan sedih silih berganti kunjung mengunjungi. Pupus segala harap, melukai semua impian yang kadang memabukkan. Hingga, jiwa yang rapuh menciptakan serpihan kegelisahan yang memilukan. 

Saat rembulan menyuguhkan hidangan, terlintas sekelebat bayang. Disibaknya kegelapan, namun entah dimana ia berada. Kecewa, hingga guratan keresahan menyibukkan kelamnya malam. Kebisuan yang menusuk-nusuk, membuat kedukaan semakin berat, hingga menghujam akal dan aqidah. Air mata semakin deras tumpah, lelah, tubuh pun mencoba rebah. Namun jiwa ini lemah, mata air di telaga yang coba dibendungnya kembali menerobos kelopak mata, ke pipi, hingga membasahi sarung bantal dan kapuk di dalamnya. 

Cinta...


Entah berapa banyak pahlawan yang tercipta karenanya, namun cinta juga kadang melahirkan para pecundang. Ia laksana kobaran api yang berasal dari setitik bara, menyuluh, namun dapat pula membakar. Impian cinta membuat hati dan raga terselimuti bahagia, memompa harapan yang keluar masuk melalui butiran darah. Mengharapkan yang tercinta yang siap mendampingi saat tawa dan air mata, hingga terbentang siluet istimewanya seorang wanita yang shalihah
Namun, impian berbeda dengan kenyataan. Sepi semakin menggerogoti hari, sendiri... dan masih sendiri.
Duhai belahan hati, entah dimana kau bersembunyi. 

Ukhti Sholehah ,,,,,,,


Cinta dan impian membentuk sebuah keluarga memang begitu indah. Namun takkala ia belum menyapa, janganlah membuat gundah dan resah, bahkan merubah pandangan terhadap Sang Pemilik Cinta. Kegelisahan jangan pula membuatmu menggadaikan aqidah, karena sungguh cinta itu tak ternilai harganya. Tak ada yang dapat membelinya, apalagi dengan basa-basi cinta yang menyelubungi jiwa.

Cinta yang membara tak akan dapat menghapus ketentuan Allah Subhanahu wa Ta'ala, "Dan janganlah kamu menikahkan orang-orang musyrik (dengan wanita-wanita mu'min) sebelum mereka beriman..." [Al Baqarah: 221]. 

Namun, ajaran junjungan Rasulullah Sallallaahu Alayhi Wasallam akan pupus, tidak dengan senjata tapi dengan kata-kata, tidak dengan kekuatan tapi dengan logika, dan tidak dalam benci tapi dalam cinta

Cinta akan membentuk sebuah keluarga samara (sakinah, mawaddah wa rahmah) karena kesamaan iman dan aqidah, dalam naungan ridho Allah Subhanahu wa Ta'ala. Jangan biarkan sedikitpun celah hatimu terbuka dengan cinta berselaput kemaksiatan, karena cinta seperti itu akan meranggas aqidah. Pernikahan dengan perjalanan yg penuh dengn maksiat, tak akan melahirkan ketenteraman jiwa,

Duhai ukhti, sanggupkah engkau menahan murkanya Allah Subhanahu wa Ta'ala?

Saat jiwamu lelah bertanya dimanakah gerangan berada, kembalilah kepada Sang Pemilik Rahasia, lantunkan munajat dan do'a, mohon tetapkan iman untuk selalu terhatur kepada-Nya. Jadikan hati ini selalu ikhlas serta rela atas setiap keputusan-Nya.

As'alukallahummar ridha ba'dal qadha, wa burdal 'iisyi ba'dal maut, wa ladzdzatan nazhori ila wajhika, wa syauqon ila liqaa'ika.


Ya Allah, aku mohon kerelaan atas setiap keputusan-Mu, kesejukan setelah kematian, dan kelezatan memandang wajah-Mu serta kerinduan berjumpa dengan-Mu.
Mohonkan juga kepada-Nya, agar dirimu serta pasangan jiwa tercinta dapat bersama membangun sebuah istana kecil nan indah dalam naungan ridho-Nya.

Ukhti Sholehah...


Sabar... dan bertahanlah. Kalaulah Allah Subhanahu wa Ta'ala menakdirkan dirimu sebagai lajang di dunia ini, yakinlah di surga ada yang setia menanti. Kuatkan hati, tegar... dan selalu tegar, karena dirimu memiliki harta yang tak ternilai harganya, yaitu aqidah.

Wallahua'lam




Senin, 25 April 2011

Andai Aku Jatuh Cinta

Allahu Rabbi aku minta izin
Bila suatu saat aku jatuh cinta
Jangan biarkan cinta untuk-Mu berkurang
Hingga membuat lalai akan adanya Engkau

Allahu Rabbi
Aku punya pinta
Bila suatu saat aku jatuh cinta
Penuhilah hatiku dengan bilangan cinta-Mu yang tak terbatas
Biar rasaku pada-Mu tetap utuh

Allahu Rabbi
Izinkanlah bila suatu saat aku jatuh cinta
Pilihkan untukku seseorang yang hatinya penuh dengan
kasih-Mu
dan membuatku semakin mengagumi-Mu

Allahu Rabbi
Bila suatu saat aku jatuh hati
Pertemukanlah kami
Berilah kami kesempatan untuk lebih mendekati cinta-Mu

Allahu Rabbi
Pintaku terakhir adalah seandainya kujatuh hati
Jangan pernah Kau palingkan wajah-Mu dariku
Anugerahkanlah aku cinta-Mu
Cinta yang tak pernah pupus oleh waktu

Amin !!!!

Senin, 11 April 2011

Munajat Ibnu Athaillah As_Sakandary


Ya Allah ya rohiim
Ya Allah ya kariim

Segala firmanmu semuanya benar
Segala petunjukmu semuanya benar
Segala perintahmu semuanya benar
Segala laranganmu semuanya benar

Hambamu mengakui semuanya
menyadari semuanya
menerima semuanya
hanyalah sebatas itu saja

Namun ya Krohim kadang semuanya ini hanya ungkapan belaka
Semuanya palsu belaka
Semuanya kebohongan semata-mata
Hamba dikalahkan oleh ketakutan
Takut tidak makan
Takut tidak berpakaian
Takut tidak punya jabatan
Takut tidak punya pendapatan
Takut tidak punya-apa-apa
Sehingga firmanmu hanya lewat begitu saja
Petunjukmu hanya mimpi saja
Semuanya hanya ada dalam bayangan dan angan-angan saja
Tidak pernah diwujudkan dalam bentuk peribadatan padamu
Hamba malu dan sangat malu sekali oleh Mu.

Ya Rahiim
Dikala malapetaka datang
Hamba sadar namun hanya sebentar
Dikala kesulitan tiba hamba ingat padamu dan mohon pertolongan
Dikala kesulitan telah tiada hamba kembali seperti biasa
Lupa padamu dzat yang Maha Rohim

Jiwa ini selalu berontak
Jika disuruh berbuat yang hak
Jiwa ini selalu menolak
Jika diperintah berbuat tidak jahat
Jiwa ini selalu lari
Jika diperintah untuk berhenti bermasiat.

Ya Allah
Kami bangga terhadap apa yang kami punya
Padahal semuanya punyamu
Kami senang dan tenang apabila berlimpah ruah kekayaan
Padahal hanya sebentar
Kami sadar namun hanya sementara
Kami selalu dikalahkan akal pikiran yang suka bertolak belakang dengan kenyataan dan perasaan.

Ya Hakim
Engkau jadikan kami wakilmu untuk menegakkan keadilan
Engkau jadikan kami wakilmu untuk menegakan kebenaran
Engkau jadikan kami wakilmu untuk menegakkan kedamaian
Engkau jadikan kami wakilmu untuk menegakkan keharmonisan

Namun kenyataannya
Hambamu malu untuk ungkapkan
Hambamu malu untuk ucapkan
Hambamu malu untuk ceritakan padamu
Karena hambamu suka lupa
bahwa hamba adalah mahlukmu
bahwa hamba adalah hambamu
bahwa hamba adalah ciptaanmu

hambamu telah jadi hamba jabatan
hambamu telah jadi hamba kekayaan
hambamu telah jadi hamba yang lupa daratan
hambamu telah jadi hamba yang hanya berpikir uang dan uang
hamba malu bukan karena Mu ya Allah
hamba bangga bukan karena dibanggakanmu dan menjadi kebanggaanmu Ya Allah
semuanya yang ada dalam pikiran ini hanya harta dan kekayaan.

Ampuni

Dikala hamba sadar
Hamba igin tertawa dan mentertawakan diri karena tidak tahu diri
Ingin rasanya menyendiri bercumbu rayu denganmu ya Ilahi
Hamba ingin menjadi kebanggaanmu
Hama hanya ingin kasih sayangmu dan menyangimu
Namun ya ilahi

Betapa sulit dan berat mengendalikan rasa dan perasaan
Mengedalikan akal dan pikiran
Mengendalikan keingin dan kenyataan
Mengendalikan harapan dan bayangan
Agar selalu ada dalam Lailaha illallah Muhammadurosulullah
Ampuni segala lupa dan alpa hamba. Amin.


Minggu, 03 April 2011

Sya'ir Sufi Rabi'ah Adawiyyah


Tuhanku, tenggelamkan aku dalam cintaMu
Hingga tak ada sesuatupun yang menggangguku dalam jumpaMu
Tuhanku, bintang-gemintang berkelap-kelip
Manusia terlena dalam buai tidur lelap
Pintu-pintu istana pun telah rapat tertutup
Tuhanku, demikian malampun berlalu
Dan inilah siang datang menjelang
Aku menjadi resah gelisah
Apakah persembahan malamku Kau Terima
Hingga aku berhak mereguk bahagia
Ataukah itu Kau Tolak, hingga aku dihimpit duka,
Demi kemahakuasaan-Mua
Inilah yang akan selalu ku lakukan
Selama Kau Beri aku kehidupan
Demi kemanusiaan-Mu,
Andai Kau Usir aku dari pintuMu
Aku tak akan pergi berlalu
Karena cintaku padaMu sepenuh kalbu

2
Ya Allah, apa pun yang akan Engkau
Karuniakan kepadaku di dunia ini,
Berikanlah kepada musuh-musuhMu
Dan apa pun yang akan Engkau
Karuniakan kepadaku di akhirat nanti,
Berikanlah kepada sahabat-sahabatMu
Karena Engkau sendiri, cukuplah bagiku

3
Aku mengabdi kepada Tuhan
Bukan karena takut neraka
Bukan pula karena mengharap masuk surga
Tetapi aku mengabdi,
Karena cintaku padaNya
Ya Allah, jika aku menyembahMu
Karena takut neraka, bakarlah aku di dalamnya
Dan jika aku menyembahMu
Karena mengharap surga, campakkanlah aku darinya
Tetapi, jika aku menyembahMu
Demi Engkau semata,
Janganlah Engkau enggan memperlihatkan keindahan wajahMu
Yang abadi padaku

4
Ya Allah
Semua jerih payahku
Dan semua hasratku di antara segala
Kesenangan-kesenangan
Di dunia ini, adalah untuk mengingat Engkau
Dan di akhirat nanti, diantara segala kesenangan
Adalah untuk berjumpa denganMu
Begitu halnya dengan diriku
Seperti yang telah Kau katakana
Kini, perbuatlah seperti yang Engkau Kehendaki

5
Aku mencintaiMu dengan dua cinta
Cinta karena diriku dan cinta karena diriMu
Cinta karena diriku, adalah keadaan senantiasa mengingatMu
Cinta karena diriMu, adalah keadaanMu mengungkapkan tabir
Hingga Engkau ku lihat
Baik untuk ini maupun untuk itu
Pujian bukanlah bagiku
BagiMu pujian untuk semua itu

6
Buah hatiku, hanya Engkau yang kukasihi
Beri ampunlah pembuat dosa yang datang kehadiratMu
Engkaulah harapanku, kebahagiaan dan kesenanganku
Hatiku telah enggan mencintai selain dari Engkau

7
Hatiku tenteram dan damai jika aku diam sendiri
Ketika Kekasih bersamaku
CintaNya padaku tak pernah terbagi
Dan dengan benda yang fana selalu mengujiku
Kapan dapat kurenungi keindahanNya
Dia akan menjadi mihrabku
Dan rahasiaNya menjadi kiblatku
Bila aku mati karena cinta, sebelum terpuaskan
Akan tersiksa dan lukalah aku di dunia ini
O, penawar jiwaku
Hatiku adalah santapan yang tersaji bagi mauMu
Barulah jiwaku pulih jika telah bersatu dengan Mu
O, sukacita dan nyawaku, semoga kekallah
Jiwaku, Kaulah sumber hidupku
Dan dariMu jua birahiku berasal
Dari semua benda fana di dunia ini
Dariku telah tercerah
Hasratku adalah bersatu denganMu
Melabuhkan rindu

8
Sendiri daku bersama Cintaku
Waktu rahasia yang lebih lembut dari udara petang
Lintas dan penglihatan batin
Melimpahkan karunia atas doaku
Memahkotaiku, hingga enyahlah yang lain, sirna
Antara takjub atas keindahan dan keagunganNya
Dalam semerbak tiada tara
Aku berdiri dalam asyik-masyuk yang bisu
Ku saksikan yang datang dan pergi dalam kalbu
Lihat, dalam wajahNya
Tercampur segenap pesona dan karunia
Seluruh keindahan menyatu
Dalam wajahNya yang sempurna
Lihat Dia, yang akan berkata
“Tiada Tuhan selain Dia, dan Dialah Yang maha Mulia.”

9
Rasa riangku, rinduku, lindunganku,
Teman, penolong dan tujuanku,
Kaulah karibku, dan rindu padaMu
Meneguhkan daku
Apa bukan padaMu aku ini merindu
O, nyawa dan sahabatku
Aku remuk di rongga bumi ini
Telah banyak karunia Kau berikan
Telah banyak..
Namun tak ku butuh pahala
Pemberian ataupun pertolongan
CintaMu semata meliput
Rindu dan bahagiaku
Ia mengalir di mata kalbuku yang dahaga
Adapun di sisiMu aku telah tiada
Kau bikin dada kerontang ini meluas hijau
Kau adalah rasa riangku
Kau tegak dalam diriku
Jika akku telah memenuhiMu
O, rindu hatiku, aku pun bahagia

Sabtu, 02 April 2011

Sya'ir Sufi Muhammad Az'zhd

Orang-orang menyebutku Sufi, saat kukata
Darahku terdiri dari Allah. Seluruh bulu romaku
Bakal masuk Surga. Dan bagai Rabi’ah : kutaktakut Neraka
O,mata mereka berbinar. Syahwat mereka nanar
Inilah susahnya hidup di tengah-tengah masyarakat keledai
Sebab terlalu silau dan terpukau oleh matahari bumi
Mereka tak sekalipun membutuhkan tongkat Musa
Sebab mereka berjubah Al-Hallaj. Dan puas menari
Dalam irama khusu’ Rumi
Hu, hu,hu,… … …

Aku stres, wahai kekasih. Kehilangan kata-kata
Di samudra kalimat-Mu. Aku menjadi gila pada suatu hari
Berteriak disudut-sudut kota yang hangus oleh nista
Ingin lari dari kungkungan para keledai. Ingin mencari
mukjizat Nabi : mendaki Tursina-Mu
berharap nemu tongkat gembala, lalu ngangon keledai dungu itu
di padang-padang kebenaran yang telah mereka lupakan
… … assalamu’aika !
kuketuk pintu Kau dalam ekstase panjang. Rabbi, anta maksudi
mereka makin terpukau. Hu, hu, hu, … …
merekamnya dipita-pita kaset. Memutarnya dikedai-kedai kopi
atau diatas pentas puisi. Menenggelamkam diri
dalam kebahagiaan semu di lautan yang tak mereka pahami
sembari mengunyah dunia
: “Pinjami aku tongkatmu, Musa
biar kubelah laut kebodohan
yang jadi batas kebenaran
melangkahi rumah nurani
di kedalaman samudera hati.”

Aku gila, wahai Kekasih. Aku gila !!
Tapi mereka keledai semakin tak sadarkan diri
Mengumbar gairah duniawisepanjang hari. Hu, hu, hu, … …
Menari-nari Rumi. “Ngigau jadi Rabi’ah
Tak takut Neraka, tak butuh Surga
Mereka tegang dalam birahi. Kemaluannya menerobos hijab
Dan tak lagi mampu menyimpan rahasia. Menggelinding
Dan pamer di panggung-panggung kolosal sekaligus murahan
Mendengus sana sini. Ngiler kesana kemari hingga puncak orgasme
Kian menjauhi bukit Tursina yang menyimpan cahaya
Tambah peduli pada kalimat ekstaseku
Sambil histeris menoreh daging diri mereka kaligrafi
Yang kehilangan makna : Allah, Allah, Allah, … …

Aku gila sekaligus takut. Rabbi !
Mereka mengeja bibirku sebagai Kitab Suci : anta maksudi
Mereka membaptisku sebagai Sufi Sejati. Mereka ingin menyatu
Keledai itu mengunyahku santai-santai bagai mngunyah dunia busuk ini
: “Pinjami aku wahai Musa

walau sebentar tongkat saktimu. Biar kungebut
mendaki bukit-bukti kehidupan para keledai
yang tengah asyik bersenggama dengan dunia
yang teler tanpa ingat akan cahaya di Tursina.”

O, ekstaseku direkam dalam berlusin pita
Dibuat makalah : didiskusikan dengan sejumlah seponsor
Dibumbui referensi busuk duniawi. Dijadikan nara sumber
Dibedah dari berbagai sudut ilmiah semu di hotel brbintang
Hu, hu, hu, … …

Mereka yang mengaku anak cucu sufi itu larut
Sambil memangku para betina. Menjelma menjadi binatang
Yang belajar bicara macam manusia. Membuat kesimpulan
Tentang perlunya sejarah baru yang baku
O, mereka makin lepas landas. Mengingkari banjir bandang
Yag menyelamatkan Nuh. Mengingkari kulit mulus Yunus
Yang terhindar dari runcingnya gigi ikan buas
Mengingkari azab. Mengingkari angin, petir dan bumi
Yang berguncang. O, aku menyaksikan
Wajah-wajah kaum A’ad dan Tsamud di tengah-tengah mereka

Aku seperti tengah menonton Qorun dan Fir’aun berpidato di mimbar
Aku bagai sedang diracuni puisi Ubay bin Kalaf yang berapi-api
Maka aku berteriak keras-keras terhadap mereka. Mencaci-maki
Mengasa ayat-ayat suci jadi pedang yang tajam
Dan menuding-nuding kewajah mereka dengan rasa jijik
O, para keledai itu sangat profesional dengan peranannya
Tak sedikitpun gentar, malah sebaliknya. Mereka kini mengamuk
Ke arahku, wahai Kekasih. Sekejap membuatku terpana
Bagai menyaksikan reinkarnasi penderitaan Nabai-Nabi

O, langit-Mu menggelarkan episode masa-lalu. Ada wajah Zakariya
Yang digergaji. Ada wajah Isa yang disalib
Dan tangan-Mu menyibak hijab dalam potret nurani: Langit
Diserbu darah suci mereka. Lapis bumi teratas merubah diri jadi sayap.
Membawa terbang kebenaran ke gerbang mahligai-Nya
Dan al-Hallaj merintih dibanjir Tigris yang dia ciptakan
Dan Rabi’ah mati diatas sajjadah kesederhanaan
Ditikam cinta dan airmata ketakutan.

Begitu lama kutunggu akhir kegilaan ini, wahai Kekasih
Sebuah penantian yang panjang yang nyaris membuatku bosan.
Sambil mencatat semua tingkah-Mu terhadapku. Malam-malam Enkau menarik
selimut tidurku dengan sebuah bisikan itu ke itu : “Bangunlah
Aku menanti kau di langit pertama-Ku.” Lantas aku
menggeliat membuang tahu dunia di kedua pinggir mata hatiku
Menepis mimpi-mimpi masyarakat yang melenakan sejak awal malam
Membasuh semua kepalsuan dengan bening air suci Kau.

O, didalam diri aku ambruk Sujudku basah
Di tas sajjadah bumi-Mu. Menikmati batin
Yang kini sejuk tersiram kasturi cinta nurani tatkala suluk
(saat kuterjaga, jasadku jadi kelaparan
selepas ekstase daku mencakar-cakar ladang dunia buat kehidupan).


Sya'ir Imam Syafi'i



وَمَا سُمِّيَ الإنْسَانُ إِلا لِنَسْيِهِ * وَ سُمِّيَ القلبُ لأنه يتقلَبُ
Tidak dinamakan insan melainkan kerana sifat lupanya,
                    dan  dinamakan hati qalbu kerana ia berubah- ubah 
وعين الرضا عن كل عيب كليلة * كما أن عين السخط تبدىالمساويا
Pandangan simpati menutup segala cela
Sebagaimana pandangan benci menampakkan segala cacat

إذالم يكن إلا الأسنة مركب * فماحيلة المضطر إلا ر كوبها
“Apabila tidak ada yang lain melainkan hanya tombak untuk dikendarai
Maka tidak ada jalan lain bagi yang terpaksa kecuali menaikinya.”

اًحرام علي بلابله الوح * حلال للطير من كل جنس
Apakah pohon besar itu haram bagi burung bulbul
Tetapi halal bagi burung jenis lainnya

اًوكلما طن الذباب زجرتته إن الذباب إذاعلي كريم
Apakah setiap lalat yang berisik haruskah kuusir
Kalau begitu lalat sangatlah mulia bagiku

و من جعل غراب له دليل * يمربه علي جيف الكلاب
“Barangsiapa yang menjadikan burung gagak sebagai dalil
Maka ia akan membawanya melewati bangkai-bangkai anjing”

قل بما شئت في مسبة عرضي فسكوتي عند اللئيم جواب
ما أنا عادم الجواب ولكن ما من الأسد أن تجيب الكلاب
Berkatalah sekehendakmu untuk menghina kehormatanku
Toh, diamku dari orang hina adalah suatu jawaban
Bukanlah artinya aku tidak punya jawaban, tetapi
Tidak pantas bagi seekor singa meladeni anjing-anjing
(Diwan asy-Syafi’i hal. 44, tahqiq DR. Imil Badi’ Ya’qub)
إذا ما الأصل ألفي غير زاك فما تزكو مدى الدهر الفروع
Apabila Pondasinya tidak kuat
Maka cabangnya pun akan demikian sepanjang masa
و كم من عائب قولا صحيحا و آفته من الفهم السقيم
Berapa banyak orang yang mencela ucapan yang benar ?
Sebabnya karena pemahaman yang salah/buruk
وإذا الدعاوى لم تقم بدليلها بــ النص فهي على السفاه دليل
Jika para pendakwa tidak menopang dalilnya dengan argumentasi
Maka dia berada di atas selemah-lemahnya dalil
والحق منصور وممتحن فلا تعجب فهذي سنة الرحمن
Kebenaran itu akan menang dan mendapat ujian, maka janganlah
Heran, sebab ini adalah sunnah ar-Rahman (sunnatullah). Imam Ibnul Qoyyim di dalam al-Kafiyah asy-Syafiyah (217)
وإذا لم تر الهلال فسلم لأناس رأوه بالأبصار
Apabila engkau tidak melihat bulan sabit maka serahkanlah
Kepada manusia yang melihatnya dengan mata kepala
لو كنت تعلم ما أقول عذرتني أو كنت أعلم ما تقول عذلتكا
لكن جهلت مقالتي فعذلتني وعلمت أنك جاهل فعذرتكا
Seandainya kamu faham ucapanku niscaya kamu akan memaafkanku
Atau aku mengetahui ucapanmu maka aku mengkritikmu
Tetapi engkau tidak faham ucapanku sehingga mencelaku
Dan aku tahu bahwa kamu tidak faham maka aku memaafkanmu
تكاثرت الظياء على خراش فما يدري خراش ما يصيد
Kijang itu begitu banyak di hadapan Khirasy (sebangsa serigala)
Sehingga dia tidak tahu mana yang harus diburu terlebih dahulu
سارت مشرقة وسرت مغربا شتان بين مشرق ومغرب
Dia berjalan ke timur dan aku berjalan ke barat
Aduhai alangkah jauhnya timur dan barat
احذر لسانك أن يقول فتبتلى إن البلاء موكل بالمنطق
Jaga lidahmu untuk berujar dari petaka
Sebab petaka itu bergantung pada ucapan
فالبهت عندكم رخيص سعره حثوا بلا كيل ولا ميزان
Di sisi kalian dusta itu sangat murah harganya
Tanpa ditakar dan ditimbang mereka menghamburkannya
تَخُضْ فِيْ حَدِيْثٍ لَيْسَ مِنْ حَقِّكَ سِمَاعُهُ
Janganlah engkau menyelam ke suatu pembicaraan yang engkau tidak berhak mendengarkannya
و كم من عائب قولا صحيحا و آفته من الفهم السقيم
Berapa banyak orang yang mencela ucapan yang benar ?
Sebabnya karena pemahaman yang salah/buruk
ستبدي لك الأيام ما كنت جاهلا ويأتيك بالأنباء من لم تزود
Waktu akan menampakkan apa yang tidak kamu ketahui
Dan datang memberimu berita tentang apa yang tak kamu ketahui
لكل مقال مقام و لكل مقام مقال
“Setiap ucapan ada tempatnya dan setiap tempat ada ucapannya tersendiri.”

لاَ يَحْمُدُ السَّيْفُ كُلَّ مَنْ حَمَلَهُ
Pedang itu tidak memuji setiap orang yang membawanya
كل يدعى وصلابليلى وليلى لاتقرلهم بذاك
Semua mengaku-ngaku punya hubungan dengan Laila
Namun Laila memungkiri pengakuan-pengakuan mereka tersebut

فَعَلَيكَ بِالتَفصِيلِ وَالتَبيِينِ فَال إِطلاَقُ وَالإِجمَالُ دُونَ بَيَان
قَد أَفسَدَ هَذَا الوُجُودَ وَخَبَّطا ال أَذهَانَ وَالآراءَ كُلَّ زَمَانِ
Haruslah engkau memperinci dan menjelaskan
Penjelasan global tanpa perincian
Telah merusak alam ini dan membingungkan
Akal pikiran setiap zaman
. Ibnul Qayyim
وَمَنْ يَكُ ذَا فَمٍ مُرٍّ مَرِيْضٍ يَجِدُ مَرًّا بِهِ المَاءَ الزُّلالا
Barangsiapa yang merasa sakit mulutnya
Niscaya air yang tawar akan terasa pahit baginya

قَوْمٌ إِذَ الشَّرُّ أَبْدَى نَاجِذَيْهِ لَهُمْ طَارُوا إِلَيْهِ زَرَفَاتٍ وَوُحْدَانٍ
Bila kejelekan menampakkan kedua taringnya pada suatu kaum maka mereka
akan menyerangnya secara berkelompok dan sendiri-sendiri

شِرَاءُ النُّفُوسِ بِالإِحْسَانِ خَيْرٌ مِنْ بَيْعِهَا بِالعُدوَانِ
Membeli jiwa dengan berbuat kebajikan itu lebih baik daripada menjualnya dengan permusuhan

حَيْثُمَا تَسْتَقِمْ يُقَدِّرْ لَكَ اللَّهُ نَجَاحًا
Sekiranya engkau menempuh jalan yang lurus niscaya Alloh akan memastikan kesukesan bagimu

أَعَاذَكَ اللَّه مِنْ سِهَامِهِم وَمُخْطِئٌ مَنْ رَمِيُّهُ القَمَرُ
Semoga Alloh melindungi dari bidikan anak panah mereka
Sungguh naïf orang yang membidikkan anak panahnya ke bulan

رَسْمِ دَارٍ وَقَفْتُ فِي طِلَلِهِ كِدْتُ أَقْضِي الحَيَاةَ مِنْ جَلَلِهِ
Telah berapa banyak bekas-bekas rumah yang aku telah berhenti pada bekas reruntuhannya
Yang hampir saja umurku kuhabiskan untuk itu…

أَعَاذَكَ اللَّه مِنْ سِهَامِهِم وَمُخْطِئٌ مَنْ رَمِيُّهُ القَمَرُ
Semoga Alloh melindungi dari bidikan anak panah mereka
Sungguh naïf orang yang membidikkan anak panahnya ke bulan

Ketahuilah wahai saudaraku…

لاَ يَضُرُّ السَحَابَ نُبَاحُ الكِلاَبِ
Gonggongan anjing-anjing itu tidak membahayakan awan

Jumat, 01 April 2011

Tips Menghafal Al Qur'an

Bismillahirrohmanirrohim 
Allohumma Sholly A'laa Sayyidina Muhammad

Untuk membantu agar bisa menghafal Al-Quran dengan baik, ada banyak teknik yang perlu diperhatikan. Antara lain :


1. Pahami makna dan tafsir ayat yang akan dihafal dengan baik dan merujuk kepada kitab-kitab tafsir yang benar. Sebab memang demikianlah dahulu para shahabat menghafal Al-Quran, yaitu dengan memahami makna dan pengertiannya. Jangan lupa juga untuk membaca asbabun nuzulnya, agar kita punya informasi jelas tentang sebab-sebab turunnya ayat tersebut. Dan tentunya akan memberikan makna tersendiri ketika kita menghafalkannya.


2. Dengarkan lafaz-lafaz ayat itu dengan baik dan berulang-ulang. Sehingga memori ingatan kita dipenuhi dengan alunan bunyi lafaz ayat Al-Quran yang akan kita hafal. Bukankah anak kecil dengan mudah menghafal jingle iklan di televisi, padahal mereka tidak punya waktu khusus untuk menghafalkannya, bukan?


3. Sering-seringlah melafazhkan ayat-ayat yang ingin dihafal itu dalam setiap kesempatan, jangan hanya bergantung pada saat murajaah (eveluasi) saja. Misalnya, ketika di dalam perjalanan, saat bekerja atau saat lainnya yang layak untuk melafazkankan ayat Al-Quran.


4. Manfaatkan shalat-shalat sendirian seperti shalat sunnah untuk melakukan murajaah hafalan. Misalnya pada 10 rakaat shalat rawatib qabliyah dan ba'diyah, shalat tahiyatul masjid, shalat dhuha, qiyamullaih dan witir.


5. Kurangi atau hilangkan secara total maksiat dan larangan-larangan Allah SWT, baik yang dilakukan oleh telinga, mata, lisan, tangan dan hati. Sebab maksiat itu bisa membuat hati menjadi lupa dan terlena. Itulah yang dahulu dirasakan oleh Al-Imam Asy-Syafi'i rahimahullah. Kala itu oleh Waqi', gurunya, beliau dinasehti untuk meninggalkan maksiat. Peristiwa itu tercermin dalam syiir beliau yang amat terkenal

"Syakautu liwaqi'in suu'a hifdzi, fa arsyadani ditarkil ma'ashi". Aku mengadu kepada Waqi' tentang buruknya hafalanku, maka beliau menasehatiku untuk meninggalkan maksiat
.

6. Buka rahasia keindahan bahasa Arab pada lafaz Al-Quran itu, sebab dengan terbukanya rahasia keindahan bahasa, kita akan punya kesan yang mendalam pada lafaz yang kita baca. Dan biasanya, kesan yang mendalam itu akan sangat menguatkan memori hafalan. 


7. Jangan terlalu memasang target jumlah ayat yang terlalu sulit untuk dikejar. Biarkanlah anda sedikit bersabar dengan progres hafalan. Sebab yang penting bukan berapa banyak yang bisa dihafal dalam waktu tertentu, melainkan seberapa tajam ingat kita terhadap ayat yang kita hafal tersebut. Dan seberapa sering kita selalu melafazkannya dalam tiap detik kehidupan kita sehari-hari.

8. Tidak ada salahnya untuk bisa ingat terus anda mempunyai 'contekan' kecil yang anda bawa kemana-mana. Tapi harus dijaga dengan baik agar tidak menghilangkan kehormatan kita kepada tulisan ayat Al-Quran.




Tanbih : Supaya Lebih Barokah dan Manfa'at Dalam Menghafal Al-qur'an Seorang calon Hafidz / Hafidzoh Harus Mencari Guru Yg Sholeh / Sholehah yg Mempunyai Sadad Mutawattir Langsung Sampai Shohibul Mu'jizat Rosulullohi Shallallohu A'laihi Wasallam.