Jumat, 15 Juli 2011

Apa Itu NIshfu Assa'ban ???


بسم الله الرّحمن الرّحيم
حم (۱) والكتاب المبين (۲) اناّانزلنه في ليلةمّباركة انّاكنّامنذرين (۳)ه

Haa Miim(1) Demi kitab Al Qur`an yang jelas(2) Sesungguhnya kami menurunkannya pada malam yang diberkahi, sesungguhnya kamilah yang memberi peringatan(3)
Ad Dhuhaan 1-3.
Dalam Tafsir Munir “Imam Muhammad Nawawi Al Bantani” menerangkan:

قال عكرمة وطائفة اخرى انّها ليلة البرائة وهي ليلة النّصف من شعبان

Berkata Ikramah dan segolongn Mufasir yang lain menjelaskan bahwa malam yang barokah adalah Lailatul Baraah yaitu malam 15 Sya`ban.

وقيل بيداء فى استنساخ ذالك من الّلوح المحفوظ فى ليلةالبرائة ويقع الفراغ فى ليلةالقدرفتدفع نسخةالارزاق الى مكائيل ونسخةالحروب الى جبريل وكذالك الزّلازل والصّواعق والخسف ونسخةالاعمال الى اسرافيل صاحب سماءالدّنيا ونسخةالمصائب الى ملك الموت

Dikatakan bahwa permulaan penyalinan Al Qur`an dari Lauhilmahfud ke Baitul `Izzah dilangit dunia adalah Lailatul Baraah dan berakhir pada Lailatul Qadar. Maka diserahkanlah salinan Rizqi pada Malaikat Mikail, salinan tentang peperangan, kegoncangan, petir dan penghancuran kepada Malaikat Jibril. Salinan tentang amal perbuatan kepada Malaikat Isrofil dan salinan tentang musibah- musibah kepada Malaikat Izroil.
انّنما سمّيت براءة لانّ الله تعالى يعطا في هذه الليلة, فى اعدائه والاشقياءبرائةمنّ الحنّةكما قال الله تعالى برائةمّن الله ورسوله ويعطى الاصفياءوالاتقياء برائةمن النّار
Malam Nisfu Sya`ban disebut malam Lailatul Braah, karena malam tersebut semua musuh Allah SWT dan kaum yang celaka dilepaskan dari Surga sebagaimana Firman Allah SWT dalam Surah At Taubah ayat 1: Allah dan Rasulnya berlepas diri dari orang-orang musyrik. Dan pada malam itu diputuskan juga kaum Muttaqin terlepas dari api Neraka dan menjadi penghuni surga abadi.

Malam Nisfu Sya`ban menjadi mulia karena menjadi awal segala urusan Ilahiah tentang tatanan kemahlukan yang termaktub dalam kitab suci Al Qur`an. Didalam kitab “Durratun Nasihiin” oleh Syeh Utsman bin Syakur Al Khubbawi diterangkan bahwa: Rasulullah SAW yang sangat cinta kepada umatnya, beliau SAW tidak pernah rela jikalau seorang saja dari umatnya masuk Neraka. Beliau SAW manjadikan bulan Sya`ban sebagai bulan Munajat untuk keselamatan dan kebahagiaan umat islam dengan memperbanyak puasa.
Dalam kitab “Nuzhatulmajalis Wamuntakhobatul Anfas” oleh Syeh Abdurrahman bin Abdussalam Ashofuriy dijelaskan bahwa Rasulullah SAW bersabda:

الشّعبان جنّة فمن ارادان يلقانى فليصمه ولو ثلاثة ايّام

Bulan Sya`ban adalah benteng, maka barang siapa ingin bertemu denganku hendaklah dia berpuasa didalamnya walapun hanya tiga hari.
Pada malam Nisfu Sya`ban ada 300 pintu kerohmatan dibuka dan para Malaikat bersujud dan berdo`a untuk keselamatan umat Nabi Muhammad SAW. Disetiap pintu langit, mulai dari pintu langit Pertama, para Malaikat berseru “Berbahagialah meraka yang sedang ruku` pada malam ini”, dipintu kedua para Malaikat berseru “berbahagialah orang-orang yang sedang bersujud”, dipintu ke tiga berseru” berbahagialah orang-orang yang sedang berdizkir” dipintu ke empat berseru” berbahagialah orang-orang yang sedang berdo`a”, dipintu ke lima berseru” berbahagialah orang-orang yang sedang menangis”, dipintu ke enam berseru” berbahagialah orang-orang yang sedang beramal kebajikan”, dan dipintu ke tujuh berseru” berbahagialah orang-orang yang sedang membaca Al Qur`anulKarim”.
Rasulullah SAW suatu saat pada malam Nisfu Sya`ban pergi dari tempat tidurnya, dan istri beliau Sayidah `aisyah, bersama putri beliau tercinta Sayidah Fatimah Azzahra bersama suaminya Sayidina Ali bin Abi Thalib, melihat Rasul SAW sedang tenggelam dalam sujud, menangis penuh kesedihan yang amat sangat, Sayidah Fatimah Azzahra mendekati beliau, dengan penuh kelembutan dan kecintaan kepada beliau SAW Sayidah Fatimah bertanya pelan:

ياابى؟ماذااصابك اعدوّوحضراموحي نزل

Wahai Ayahanda? apakah yang sedang menimpa, apakah kedatangan musuh atau Wahyu Allah SWT yang turun.
Rasulullah SAW yang sedang tenggelam dikedalaman mujahadah dan kedekatan kepada Rabbul`Izzah terdengar membaca Surah Al-Maidah ayat 118:

ان تعذّبهم فانّهم عبادك,وان تغفرلهم فانّك انت العزيزالحكيم

Jika Engkau menyiksa mereka, maka sesungguhnya mereka itu hamba-hamba-Mu dan jika Engkau ampuni mereka, sesungguhnya Engkau Maha Mulia lagi Maha Bijaksana.
Kemudian Rasulullah SAW bangun dan berkata:

يافاطمةماحضرالعدوّوماانزل الوحي ولكن هذهاللّيلةاكون ساجداواطلب من ربّىواشفع

Wahai Fatimah, tiadalah musuh yang datang atau wahyu yang turun, melainkan aku bersujud dan mencari kerohmatan dari Tuhanku dan aku bisa memberi syafa`at kepada umatku.
Malam Nisfu Sya`ban disebut juga Lailatussyafa`ah, karena Allah SWT berkenan memberikan anugerah kerahmatan kepada umat islam dalam ujud syafa`t Rasulullah SAW kepada seluruh umat beliau SAW.
Dalam kitab”Mukasyafatul Qulub” oleh Imam Al Ghazali disebutkan:

لماروي انّه صلّىالله عليه وسلّم سال الله تعالى ليلة الثّالث عشرالشّفاعة فى امّته فاعطاه الثّالث وساله ليلةالرّبع عشر فاعطاه الثّلثين وساله ليلةالخامس عشرفاعطاه الجميع الاّمن شردعلى الله شردالبعيريعنى من فرّمن الله وتباعدعنه باالاصرارعلى المعصية

Bahwa sesungguhnya pada 13 Sya`ban, Rasulullah SAW bermohon kepada Allah SWT akan Syafa`t bagiumatnya, maka diberikanlah Syafa`at itu sepertiga bagi umatnya, kemudian pada malam 14 Sya`ban, Rasulullah SAW bermohon kembali, maka Allah SWT memberikan untuk dua pertiga bagi umatnya dan akhirnya pada malam 15 Sya`ban Allah SWT memberikan untuk seluruh umat islam kecuali mereka yang lari dan menjauh dari Allah SWT dengan segala rutinitas kemaksiatan.
Berarti menjalankan amal shalih berupa ruku`, sujud, dzikir, do`a ataupun yang lainnya dimalam Nisfu Sya`ban adalah keutamaan yng dianjurkan, bukan bid`ah apalagi sesat. Jangankan dimalam yang penuh kemuliaan, dimana keutamaan-keutamaannya diajarkan oleh Salafunashalihin, dimalam-malam biasa saja umat islam dianjurkan untuk senantiasa Istiqomah dalam ibadah. Umat islam hendaklah kembali pada ajaran Salafunasshalihin dengan keyakinan bahwa merekalah para pembimbing umat. Maka tidaklah mungkin seorang Hujjatul islam Wabarakatul anam Imam Al Ghazali akan menyesatkan umat islam. Justru merekalah yang berkata bahwa Imam Al Ghazali itu sesat berarti merendahkan para ulama salaf,  apakah mereka mengenal siapa Imam Al Ghazali? Dan juga pernah membaca kitab-kitab beliau? Mereka itulah yang harus diwaspadai sebagai provokator dan kelemahan serta penghancur umat islam.

Peristiwa di bulan Sya’ban

1. Pindah Qiblat
Pada bulan Sya’ban, Qiblat berpindah dari Baitul Maqdis, Palistina ke Ka’bah, Mekah al Mukarromah. Demikianlah peristiwa ini terjadi setelah turun ayat,
“Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. Dan di mana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya.” (QS. Al Baqarah; 144)
2. Turun Ayat Sholawat Nabi
Diturunkannya ayat tentang anjuran membaca sholawat kepada baginda Nabi saw, yaitu ayat:
“Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” (QS. Al Ahzab;56)
.
Keutamaan Sya’ban

1. Diangkatnya Amal Manusia
Dari Usamah bin Zaid radhiyallahu ‘anhuma, dia berkata: “Saya berkata: “Ya Rasulullah, saya tidak pernah melihatmu berpuasa dalam suatu bulan dari bulan-bulan yang ada seperti puasamu di bulan Sya’ban.” Maka beliau bersabda: “Itulah bulan yang manusia lalai darinya antara Rajab dan Ramadhan. Dan merupakan bulan yang di dalamnya diangkat amalan-amalan kepada rabbul ‘alamin. Dan saya menyukai amal saya diangkat, sedangkan saya dalam keadaan berpuasa.” (HR. Nasa’i).
2. Disebut Sebagai Bulan Al Quran

Bulan Sya’ban dinamakan juga bulan Al Quran, sebagaimana disebutkan dalam beberapa atsar. Memang membaca Al Quran selalu dianjurkan di setiap saat dan di mana pun tempatnya, namun ada saat-saat tertentu pembacaan Al Quran itu lebih dianjurkan seperti di bulan Ramadhan dan Sya’ban, atau di tempat-tempat khusus seperti Mekah, Roudloh dan lain sebagainya.
Syeh Ibn Rajab al Hambali meriwayatkan dari Anas, “Kaum muslimin ketika memasuki bulan Sya’ban, mereka menekuni pembacaan ayat-ayat Al Quran dan mengeluarkan zakat untuk membantu orang-orang yang lemah dan miskin agar mereka bisa menjalankan ibadah puasa Ramadhan.
.
Amal di Bulan Sya’ban

Rasulullah ditanya oleh seorang sahabat, “Adakah puasa yang paling utama setelah Ramadlan?” Rasulullah Shollallahu alai wasallam menjawab, “Puasa bulan Sya’ban karena berkat keagungan bulan Ramadhan.”
Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata:
“Adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa sampai kami katakan beliau tidak pernah berbuka. Dan beliau berbuka sampai kami katakan beliau tidak pernah berpuasa. Saya tidak pernah melihat Rasulullah menyempurnakan puasa satu bulan penuh kecuali Ramadhan. Dan saya tidak pernah melihat beliau berpuasa lebih banyak dari bulan Sya’ban.” (HR. Bukhari, Muslim dan Abu Dawud).
Sesungguhnya Rasulullah Shollallu alaihi wasallam mengkhususkan bulan Sya’ban dengan puasa itu adalah untuk mengagungkan bulan Ramadhan. Menjalankan puasa bulan Sya’ban itu tak ubahnya seperti menjalankan sholat sunat rawatib sebelum sholat maktubah. Jadi dengan demikian, puasa Sya’ban adalah sebagai media berlatih sebelum menjalankan puasa Ramadhan.
Adapun berpuasa hanya pada separuh kedua bulan Sya’ban itu tidak diperkenankan, kecuali:

1. Menyambungkan puasa separuh kedua bulan Sya’ban dengan separuh pertama.
2. Sudah menjadi kebiasaan.
3. Puasa qodlo.
4. Menjalankan nadzar.
5. Tidak melemahkan semangat puasa bulan Ramadhan.

Wallohu A'lam

Jumat, 03 Juni 2011

ISTRI SHOLEHAH

Bismillahirrohmanirrohim ,,,,,,,

Isteri cerdik yang solehah
Penyejuk mata penawar hati penajam fikiran
Di rumah dia istri di jalanan kawan
Di waktu kita buntu
Dia penunjuk jalan


Pandangan kita diperteguhkan
Menjadikan kita tetap pendirian
Ilmu yang diberi dapat disimpan
Kita lupa dia mengingatkan

Nasihat kita dijadikan pakaian
Khilaf kita dia betulkan
Penghibur diwaktu kesunyian
Terasa ramai bila bersamanya

Dia umpama tongkat sibuta
Bila tiada satu kehilangan
Dia ibarat simpanan ilmu
Semoga kekal untuk diwariskan




Dosa-dosa akan berguguran dari sela-sela jemari saat kedua tangan disatukan.


Bismillahirrohmanirrohim ....

Jemari itu tak lagi lentik,
terasa beda saat pertama kali disentuh kala malam pertama.
Kulitnya bersisik dan berkerut, karena getir kehidupan.
Guratan bekas parutan pun membuatnya bertambah
kasar. Tak jarang jemari itu
basah, menahan kristal-kristal bening yang menggenang di telaga mata,
pedih ......... Teringat pedasnya kata-kata yang pernah menusuk hati.

Kala keheningan malam
menjamu temaramnya
rembulan, diukirnya do'a-do'a dengan goresan harapan, khusyu', berharap regukan kasih sayang dari Sang Pemilik Cinta.
Hingga tubuh penat itupun bangkit, menatap belahan jiwa dengan tatapan cinta, kemudian perlahan dikecupnya sang kakanda dengan mesra.

Indah............
Sungguh teramat indah Al-Qur'an melukiskannya:
"Mereka itu adalah pakaian bagimu, dan kamu pun adalah pakaian bagi mereka."
[Al-Baqarah 187]

Adakah yang lebih indah dari rasa kasih sayang diantara kedua insan yang berlainan jenis dalam sebuah ikatan pernikahan.????

Ia adalah sebuah Mitsaqan Ghalidza (perjanjian yang kuat), karenanya yang haram menjadi halal, maksiat menjadi ibadah, kekejian menjadi kesucian dan kebebasan pun menjadi sebuah tanggung jawab.
Dua hati yang berserakan akhirnya bertautan.
IBADAH... Hanya itu yang dijadikan alasan.

Keindahan cinta dalam sebuah mahligai pernikahan adalah harapan penghuninya.
Cinta akan membuat seseorang lebih mengutamakan yang dicintainya, sehingga seorang istri akan mengutamakan suami dalam keluarga, dan seorang suami tentu akan mengutamakan perlindungan
dan pemberian nafkah kepada istri tercinta.

Cinta memang dapat berbentuk kecupan sayang,
kehangatan, dan perhatian,
namun bunga cinta tetaplah
membutuhkan pupuk agar
selalu bersemi indah. Karenanya, segala kekurangan akan menumbuhkan kebesaran jiwa, bahkan air mata yang mengalir itu pun adalah sebagai tanda kesyukuran kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala, karena Ia telah memberikan pasangan hidup yang selalu bersama mengharap keridhaan-Nya.

Lalu, masihkah kehangatan itu nyata seiring bertambahnya usia pernikahan ???

Aaah.............
Kadang kita sebagai suami lebih sering bersikap dzalim.
Kesibukan tiada henti, rutinitas yang selalu dijumpai, lebih menjadi 'istri' dari pada makna istri itu sendiri.
Masihkah ada curahan kelembutan dari seorang Qawwam (pemimpin) yang teduh? Adakah belaian kasih sayang yang begitu hangat seperti kala pertama kedua hati bersatu?

Saat-saat awal pernikahan,
duhai sungguh romantis. Rona mata penuh makna cinta terpancar saat saling
berpandangan, kedua tangan
saling bergandengan, hingga jemari tersulam mesra.
Tak lupa bibir melantunkan seuntai nada ...Sambutlah tanganku ini / Belailah dengan mesra / Kasihmu hanya untukku / Hingga akhir nanti...Sungguh membuat iri mata yang memandang.

Malam dan siang silih berganti mewarnai hari, susah senang hilang timbul bagaikan gelombang laut, keluh dan bosan pun kadang menelusup, hingga akhirnya lirik lagu cinta pun meredup ...Sepanjang jalan
kenangan kita selalu bergandeng tangan / Sepanjang jalan kenangan
kupeluk dirimu mesra / Hujan yang rintik-rintik di awal bulan itu / Menambah
nikmatnya malam syahdu...
Akhirnya kemesraan pun hanyalah sekedar kenangan.

Entahlah...
Entah kemana canda yang dahulu pernah membuat istri
kita tertawa bahagia, ciuman
di kening seraya berpesan
"Baik-baik ya di rumah"
atau pun sekedar ucapan salam
"Assalamu'alaikum ummi"
saat akan keluar rumah.
Bahkan, lupa kapan terakhir
tangan ini menyentuh, menggenggam mesra jemari istri tercinta.
Padahal dosa-dosa akan berguguran dari sela-sela
jemari saat kedua tangan
disatukan.

Duhai Allah, Air mata itu
pernah tumpah, deras
bercucuran luruh dalam
isakan, menyayat kepedihan.
Hanya karena enggan jemari
ini bersentuhan.

Senin, 16 Mei 2011

L Walid L hubby

اللهم اغفرله ورحمه وعافيه واعف عنه ووسع مدخله وادخله جنة مع الأوليا وشهدا والصا لحين وحسن ألآءك رفيقا ,,,,,,,,,,,,,,, امين يا رب العا لمين

Rabu, 27 April 2011

Ku Lamar Kau Dengan HAMDALLAH

Di antara tanda-tanda kekuasaan Allah, ialah diciptakannya pasangan-pasanganmu dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung padanya. Dan Allah menjadikan di antara kalian perasaan tenteram dan kasih sayang. Pada yang demikian ada tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berfikir.
 
Ketika tiba masa usia aqil baligh, maka perasaan ingin memperhatikan dan diperhatikan lawan jenis begitu bergejolak. Banyak perasaan aneh dan bayang-bayang suatu sosok berseliweran tak karuan. Kadang bayang-bayang itu menjauh tapi kadang terasa amat dekat. Kadang seorang pemuda bisa bersikap acuh pada bayang-bayang itu tapi kadang terjebak dan menjadi lumpuh. Perasaan sepi tiba-tiba menyergap ke seluruh ruang hati. Hati terasa sedih dan hidup terasa hampa. Seakan apa yang dilakukannya jadi sia-sia. Hidup tidak bergairah. Ada setitik harapan tapi berjuta titik kekhawatiran justru mendominasi. 

Perasaan semakin tak menentu ketika harapan itu mulai mengarah kepada lawan jenis. Semua yang dilakukannya jadi serba salah. Sampai kapan hal ini berlangsung? Jawabnya ada pada pemuda itu sendiri. Kapan ia akan menghentikan semua ini. Sekarang, hari ini, esok, atau tahun- tahun besok. Semakin panjang upaya penyelesaian dilakukan yang jelas perasaan sakit dan tertekan semakin tak terperikan. Sebaliknya semakin cepat / pendek waktu penyelesaian diupayakan, kebahagiaan & kegairahan hidup segera dirasakan. Hidup menjadi lebih berarti & segala usahanya terasa lebih bermakna.
Penyelesaian apa yang dimaksud? Menikah! Ya menikah adalah alat solusi untuk menghentikan berbagai kehampaan yang terus mendera. Lantas kapan? Bilakah ia bisa dilaksanakan? Segera! Segera di sini jelas berbeda dengan tergesa- gesa. Untuk membedakan antara segera dengan tergesa- gesa, bisa dilihat dari dua cara : 

Pertama, tanda-tanda hati. Orang yang mempunyai niat tulus, kata Imam Ja'far, adalah dia yang hatinya tenang, sebab hati yang tenang terbebas dari pemikiran mengenai hal-hal yang dilarang, berasal dari upaya membuat niat murni untuk Allah dalam segala perkara. Kalau menyegerakan menikah karena niat yang jernih, Insya Allah hati akan merasakan sakinah, yaitu ketenangan jiwa saat menghadapi masalah-masalah yang harus diselesaikan. Kita merasa yakin, meskipun harapan & kekhawatiran meliputi dada. Lain lagi dengan tergesa-gesa. Ketergesaan ditandai oleh perasaan tidak aman & hati yang diliputi kecemasan yang memburu. 

Kedua, tanda-tanda perumpamaan. Ibarat orang bikin bubur kacang hijau, ada beberapa bahan yang diperlukan. Bahan paling pokok adalah gula & kacang hijau. Jika gula & kacang hijau dimasukkan air kemudian direbus, maka akan didapati kacang hijau tidak mengembang. Ini namanya tergesa-gesa. Kalau gula baru dimasukkan setelah kacang hijaunya mekar ini namanya menyegerakan. Tapi kalau lupa, tidak segera memasukkan gula setelah kacang hijaunya mekar cukup lama orang akan kehilangan banyak zat gizi yang penting. 

Dari Abu Hurairah r.a, Rasulullah bersabda : "Tiga orang yang selalu diberi pertolongan Allah adalah seorang mujahid yang selalu memperjuangkan agama Allah, seorang penulis yang selalu memberi penawar & seorang yang menikah untuk menjaga kehormatannya" (HR Thabrani) 

Banyak jalan yang dapat menghantarkan orang kepada peminangan & pernikahan. Banyak sebab yang mendekatkan dua orang yang saling jauh menjadi suami istri yang penuh barakah & diridhai Allah. Ketika niat sudah mantap & tekad sudah bulat, persiapkan hati untuk melangkah ke peminangan. Dianjurkan, memulai lamaran dengan hamdalah & pujian lainnya kepada Allah SWT. Serta Shalawat kepada Rasul-Nya. Abu Hurairah r.a. menceritakan bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda :

 "Setiap perkataan yang tidak dimulai dengan bacaan hamdalah, maka hal itu sedikit barakahnya (terputus keberkahannya)" HR Abu Daud, Ibnu Majah & Imam Ahmad. 

Setelah peminangan disampaikan, biarlah pihak wanita & wanita yang bersangkutan untuk mempertimbangkan. Sebagian memberikan jawaban segera, sebelum kaki bergeser dari tempat berpijaknya, sebab menikah mendekatkan kepada keselamatan akhirat, sedang calon yang datang sudah diketahui akhlaqnya, sebagian memerlukan waktu yang cukup lama untuk bisa memberi kepastian apakah pinangan diterima atau ditolak, karena pernikahan bukan untuk sehari dua hari. 

Apapun, serahkan kepada keluarga wanita untuk memutuskan. Mereka yang lebih tahu keputusan apa yang terbaik bagi anaknya. Anda harus husnudzan pada mereka. Bukankah ketika meminang wanita berarti anda mempercayai wanita yang diharapkan oleh anda beserta keluarganya. 

Keputusan apapun yang mereka berikan, sepanjang didasarkan atas musyawarah yang lurus, akan baik dan Insya Allah memberi akibat yang baik bagi anda. Tidak kecewa orang yang istikharah & tidak merugi orang yang musyawarah. Maka apapun hasil musyawarah, sepanjang dilakukan dengan baik, akan membuahkan kebaikan. Sebuah keputusan tidak bisa disebut buruk atau negatif, jika memang didasarkan kepada musyawarah yang memenuhi syarat, hanya karena tidak memberi kesempatan kepada anda untuk menjadi anggota keluarga mereka. Jika niat anda memang untuk silaturrahim, bukankah masih tersedia banyak peluang untuk menyambung? 

Anda telah meminangnya dengan hamdalah, anda telah dimampukan datang oleh Allah Yang Maha Besar. Dia-lah Yang Maha Lebih Besar. Semuanya kecil. Ada pelajaran yang sangat berharga dari Bilal bin Rabbah tentang meminang. Ketika ia bersama Abu Ruwaihah menghadap kabilah Khaulan, 

Bilal mengemukakan : "Jika pinangan kami anda terima, kami ucapkan Alhamdulillah. Dan kalau anda menolak, maka kami ucapkan Allahu Akbar." 

Maka, kalau pinangan yang anda sampaikan ditolak, agungkan Allah, semoga anda tetap berbaik sangka kepada Allah & juga kepada keluarganya. Sebab bisa jadi, penolakan merupakan jalan pensucian jiwa dari kedzaliman diri sendiri, bisa jadi penolakan merupakan proses untuk mencapai kematangan, kemantapan & kejernihan niat. Sementara ada banyak hal yang dapat mengotori niat. Bisa jadi Allah hendak mengangkat derajat anda, kecuali anda justru malah merendahkan diri sendiri. Tapi hati perlu diperiksa, jangan-jangan perasaan itu muncul karena ujub. 

Kekecewaan, mungkin saja timbul. Barangkali ada perasaan yang perih, barangkali juga ada yang merasa kehilangan rasa percaya diri saat itu. Ini merupakan reaksi psikis yang wajar, kecewa adalah perasaan yang manusiawi, tetapi ia harus diperlakukan dengan cara yang tepat agar ia tidak menggelincirkan ke jurang kenistaan yang sangat gelap. Kecewa memang pahit. Orang sering tidak tahan menanggung rasa kecewa, mereka berusaha membuang jauh-jauh sumber kekecewaan. Sekilas nampak tidak ada masalah, tetapi setiap saat berada dalam kondisi rawan. Perasaan itu mudah bangkit lagi dengan rasa sakit yang lebih perih. Dan yang demikian tidak dikehendaki Islam. Islam menghendaki kekecewaan itu menghilang perlahan-lahan secara wajar. Sehingga kita bisa mengambil jarak dari sumber kekecewaan dengan tidak kehilangan obyektivitas & kejernihan hati, kita menjadi lebih tegar, meskipun proses yang dibutuhkan untuk menghapus kekecewaan lebih lama. 

Kalau anda merasa kecewa, periksalah niat anda. Dibalik yang dianggap baik, mungkin ada niat yang tidak lurus. Periksalah motif-motif yang melintas dalam batin. Selama peminangan hingga saat menunggu jawaban. Kemudian biarkan hati memproses secara wajar sampai menemukan kembali ketenangan secara mantap. 

Tetapi kalau jawaban yang diberikan oleh keluarga wanita sesuai harapan, berbahagialah sejenak. Bersyukurlah. Insya Allah kesendirian yang dialami dengan menanggung rasa sepi sebentar lagi akan menghapus kepenatan selama di luar rumah. Insya Allah sebentar lagi. 

Tunggulah beberapa saat. Setelah tiba masanya, halal bagi anda untuk melakukan apa saja yang menjadi hak anda bersamanya. Akan tiba masanya anda merasakan kehangatan cintanya. Kehangatan cinta wanita yang telah mempercayakan kesetiaannya kepada anda. Setelah tiba masanya, halal bagi anda untuk menemukan pangkuannya ketika anda risau. 

Selama menunggu, ada kesempatan untuk menata hati. Melalui pernikahan Allah memberikan banyak keindahan & kemuliaan. Wanita boleh menawarkan Islam memberikan penghormatan yang suci kepada niat & ikhtiar untuk menikah. Nikah adalah masalah kehormatan agama, bukan sekedar legalisasi penyaluran kebutuhan biologis dengan lawan jenis. Islam memperbolehkan kaum wanita untuk menawarkan dirinya kepada laki-laki yang berbudi luhur, yang ia yakini kehormatan agamanya, dan kejujuran amanahnya menjadi suaminya. Dan Khadijah r.a atas teladan bagi wanita yang bermaksud untuk menawarkan diri. 

Sikap menawarkan diri menunjukkan ketinggian akhlaq & kesungguhan untuk mensucikan diri. Sikap ini lebih dekat kepada ridha Allah & untuk mendapatkan pahala-Nya, Allah pasti mencatatnya sebagai kemuliaan & mujahadah yang suci. Tidak peduli tawarannya diterima atau ditolak, terutama kalau ia tidak mempunyai wali. Insya Allah, jika sikap menawarkan diri dilakukan dengan ketinggian sopan santun, tidak akan menimbulkan akibat kecuali yang maslahat. Seorang laki-laki yang memiliki pengetahuan yang mendalam pasti akan meninggikan penghormatan seperti ini, kecuali laki-laki yang rendah & tidak memiliki kehormatan, kecuali sekedar apa yang disangkanya sebagai kebaikan. 

Imam Bukhari menceritakan cerita dari Anas r.a ada seorang wanita yang datang menawarkan diri kepada Rasulullah SAW dan berkata : "Ya Rasulullah! Apakah baginda membutuhkan daku?" Putri Anas yang hadir & mendengarkan perkataan wanita itu mencela sang wanita yang tidak punya harga diri & rasa malu, "Alangkah sedikitnya rasa malunya, sungguh memalukan, sungguh memalukan." Anas berkata kepada putrinya : "Dia lebih baik darimu, Dia senang kepada Rasulullah SAW lalu dia menawarkan dirinya untuk beliau!" (HR Bukhari)

Selasa, 26 April 2011

Cinta Itu Melihat

Rasa cinta di dalam hati kadang kala membuat kita lupa akan segala hal yang ada dikenyataan kita, kadang pula kita memaknai cinta sebagai hal yang lumrah dan wajar bagi kita. Tetapi pada hakikatnya cinta adalah rahmat dari Allah SWT. dan merupakan salah satu nikmat-Nya yang paling besar bagi diri kita sebagai seorang hamba Allah SWT. oleh karena itu jagalah cinta, jangan sekali-kali engkau nodai cinta yang suci ini wahai Bani Adam. Dan jagalah ia jangan sampai hilang di telan oleh lumpur hidup yang siap menelan kapan saja.

Rasa cinta ada pada hati setiap manusia, hewan, bahkan tumbuhan sekali pun. Seandainya makhluk Allah SWT. selain Bani Adam bisa berbicara mungkin ia akan berkata "Aku mencintaimu", kata cinta ini sungguh sangat fenomenal dan luar biasa efeknya. Dengan kata cinta orang bisa menangis, dengan kata cinta orang bisa bahagia, bahkan karena cinta nyawa pun hilang.

Ketika rasa cinta meresap ke dalam hati yang masuk melalui pori-pori tubuh sehingga buluk kuduk pun berdiri tegak, dikarenakan hebatnya perkataan cinta maka kita pun akan terperana dengan kehebatan kata cinta itu. Itulah fenomena yang terjadi ketike seoarang jatuh cinta.
Orang yang sedang bercinta akan merasakan indahnya dunia ini, sehingga ada jargon "dunia hanya milik berdua", kata-kata ini mungkin bisa dikatakan lucu bagi sebagian orang, karena kata ini mustahil terjadi, tetapi bagi orang yang sedang jatuh cinta maka semuanya bisa terjadi walaupun pada hakikatnya tidak akan terjadi. Hal ini berkaitan langsung dengan jargon "cinta itu buta" kata ini di satu sisi mendukung adanya kata "dunia hanya milik berdua" tapi di sisi yang lain perkataan "cinta itu buta"  sebuah ungkapan yang mengarah negatif, artinya kenapa dia mengatakan dunia milik kita berdua? karena dia buta, tetapi buta di sini dalam tanda kutip yaitu buta karena cinta yang semu.

Lalu cinta apakah yang dapat melihat tetapi dunia milik kita bersama? Jawabannya mahabbah fillah (cinta karena Allah).

Inilah konsep cinta yang sesungguhnya, inilah konsep cinta yang kekal, inilah konsep cinta yang abadi, dan inilah konsep yang akan menolong kita dari kengerian hari kiamat. Karena mahabbah fillah adalah salah satu tanda orang yang mendapatkan naungan pada hari kiamat ketika tidak ada naungan kecuali naungan Allah.

Oleh karena itu, kita mencintai sesuatu apapun baik kekasih, guru, sahabat, teman, orang tua, hewan peliharaan dan lain sebagainya hendaknya dikarenakan Allah SWT, agar cinta kita itu di nilai ibadah. Bukan kah niat itu sangat berpengaruh dalam perbuatan kita apalagi kita sebagai manusia yang di ciptakan oleh Allah SWT. untuk beribadah oleh karena itu agar semuanya ibadah diniatkan kerena Allah SWT. inilah yang di sebut dengan mahabbah fillah (cinta karena Allah)

Jikalau cinta sudah di rasuki oleh kata "karena Allah" maka sungguh nikmat dan begitu syahdunya. Apalagi cinta ini dimaksudkan mencintai makhluk Allah SWT. yang sudah barang tentu fana yang tidak kekal, maka kita pun akan berpisah dengan sesuatu yang kita cintai itu karena ada sebuah perkataan "ada pertemuan dan pasti ada perpisahan", tetapi bagi orang yang sudah di rasuki oleh kata "karena Allah" maka ia tidak akan kecewa dan tidak akan menyesal yang berlarut. Cinta yang dikarenakan Allah SWT. akan memegang prinsip "cintailah kekasihmu jangan berlebihan" karena cinta yang hakiki dan yang sebenarnya adalah cinta kepada penciptanya.

Apalagi di tambah dengan kata-kata "dunia milik bersama" , sungguh indahnya muslim, kita di perintahkan untuk saling menasihati dan saling mengingatkan, karena dunia ini milik kita bersama yang menjadi sarana mengumpulkan bekal yang banyak untuk perjalanan yang jauh, lebih jauh lagi dari pada perjalanan mengelilingi jagat ini dengan kecepatan cahaya. Bersyukurlah wahai Muslim dan Muslimah.

Marilah untuk merubah konsepsi kita dari cinta buta yang milik berdua kepada cinta yang melihat yang milik bersama, karena alangkah indahnya saat hati ini melihat dan mengajak bersama-sama untuk menuju surga-Nya Allah SWT. yang kekal dan Abadi.

Ketika Cinta Mengalahkan Aqidah

Kesepian memang kadang menyakitkan, menoreh setiap senyum dan tawa, serta menciptakan riak anak sungai di sudut mata. Pedih dan sedih silih berganti kunjung mengunjungi. Pupus segala harap, melukai semua impian yang kadang memabukkan. Hingga, jiwa yang rapuh menciptakan serpihan kegelisahan yang memilukan. 

Saat rembulan menyuguhkan hidangan, terlintas sekelebat bayang. Disibaknya kegelapan, namun entah dimana ia berada. Kecewa, hingga guratan keresahan menyibukkan kelamnya malam. Kebisuan yang menusuk-nusuk, membuat kedukaan semakin berat, hingga menghujam akal dan aqidah. Air mata semakin deras tumpah, lelah, tubuh pun mencoba rebah. Namun jiwa ini lemah, mata air di telaga yang coba dibendungnya kembali menerobos kelopak mata, ke pipi, hingga membasahi sarung bantal dan kapuk di dalamnya. 

Cinta...


Entah berapa banyak pahlawan yang tercipta karenanya, namun cinta juga kadang melahirkan para pecundang. Ia laksana kobaran api yang berasal dari setitik bara, menyuluh, namun dapat pula membakar. Impian cinta membuat hati dan raga terselimuti bahagia, memompa harapan yang keluar masuk melalui butiran darah. Mengharapkan yang tercinta yang siap mendampingi saat tawa dan air mata, hingga terbentang siluet istimewanya seorang wanita yang shalihah
Namun, impian berbeda dengan kenyataan. Sepi semakin menggerogoti hari, sendiri... dan masih sendiri.
Duhai belahan hati, entah dimana kau bersembunyi. 

Ukhti Sholehah ,,,,,,,


Cinta dan impian membentuk sebuah keluarga memang begitu indah. Namun takkala ia belum menyapa, janganlah membuat gundah dan resah, bahkan merubah pandangan terhadap Sang Pemilik Cinta. Kegelisahan jangan pula membuatmu menggadaikan aqidah, karena sungguh cinta itu tak ternilai harganya. Tak ada yang dapat membelinya, apalagi dengan basa-basi cinta yang menyelubungi jiwa.

Cinta yang membara tak akan dapat menghapus ketentuan Allah Subhanahu wa Ta'ala, "Dan janganlah kamu menikahkan orang-orang musyrik (dengan wanita-wanita mu'min) sebelum mereka beriman..." [Al Baqarah: 221]. 

Namun, ajaran junjungan Rasulullah Sallallaahu Alayhi Wasallam akan pupus, tidak dengan senjata tapi dengan kata-kata, tidak dengan kekuatan tapi dengan logika, dan tidak dalam benci tapi dalam cinta

Cinta akan membentuk sebuah keluarga samara (sakinah, mawaddah wa rahmah) karena kesamaan iman dan aqidah, dalam naungan ridho Allah Subhanahu wa Ta'ala. Jangan biarkan sedikitpun celah hatimu terbuka dengan cinta berselaput kemaksiatan, karena cinta seperti itu akan meranggas aqidah. Pernikahan dengan perjalanan yg penuh dengn maksiat, tak akan melahirkan ketenteraman jiwa,

Duhai ukhti, sanggupkah engkau menahan murkanya Allah Subhanahu wa Ta'ala?

Saat jiwamu lelah bertanya dimanakah gerangan berada, kembalilah kepada Sang Pemilik Rahasia, lantunkan munajat dan do'a, mohon tetapkan iman untuk selalu terhatur kepada-Nya. Jadikan hati ini selalu ikhlas serta rela atas setiap keputusan-Nya.

As'alukallahummar ridha ba'dal qadha, wa burdal 'iisyi ba'dal maut, wa ladzdzatan nazhori ila wajhika, wa syauqon ila liqaa'ika.


Ya Allah, aku mohon kerelaan atas setiap keputusan-Mu, kesejukan setelah kematian, dan kelezatan memandang wajah-Mu serta kerinduan berjumpa dengan-Mu.
Mohonkan juga kepada-Nya, agar dirimu serta pasangan jiwa tercinta dapat bersama membangun sebuah istana kecil nan indah dalam naungan ridho-Nya.

Ukhti Sholehah...


Sabar... dan bertahanlah. Kalaulah Allah Subhanahu wa Ta'ala menakdirkan dirimu sebagai lajang di dunia ini, yakinlah di surga ada yang setia menanti. Kuatkan hati, tegar... dan selalu tegar, karena dirimu memiliki harta yang tak ternilai harganya, yaitu aqidah.

Wallahua'lam